Posts

Showing posts from 2020

"Kiri, Pak" [PART.2]

Image
Ini potret pribadi saat aku naik angkot tahun lalu sumber foto: galeri pribadi    Drama naik angkot selanjutnya bersama teman-teman satu sekolah adalah naik angkot dengan pelajar beda sekolah. Asli, dulu itu kalau penumpang di belakang isinya 50% anak sekolahku dan 50% sekolah lain, yang akan terjadi yaitu saling bergunjing dan tak jarang anak-anak sekolah lain menatap sinis ke arah kami. Tatapan sinis itu dilemparkan karena rok sekolah kami pendek. Di jaman itu, eh nggak tahu lagi ya kalau sekarang masih kayak gitu, pelajar di seluruh SMP-SMA negeri dan beberapa swasta menggunakan rok panjang saat sekolah, sedangkan kami swasta lainnya menggunakan rok dan celana pendek. Menurutku nggak pendek-pendek banget sih, apalagi murid baru biasanya roknya sedengkul. Perilaku anak-anak sekolah lain itu dibales temen-temenku yang super jail dengan cara plesetin nama sekolah mereka atau ngejelekin fasilitas sekolah mereka. Astaga, kalau inget itu nggak berhenti ngakak, bocah banget woi. ...

"Kiri, Pak!" [PART.1]

Image
  sumber foto: portalsidoarjo Hari ini aku mau cerita tentang cinta pertamaku. Kayaknya kalian bisa nebak deh. Clue nya bisa dinaikin. Apa? Masih belum paham juga? Oke satu clue t erakhir deh, warna-warni dan kadang ada angkanya! Apa pembaca? Ayo serukan dalam hatimu lebih keras! Iya bener, cinta pertamaku adalah transportasi umum yang bernama ANGKOT! Walaupun sempet banyak berita tentang kriminalitas di dalam angkot, aku tetep suka naik angkot. Makasih udah mau berimajinasi tanya-jawab singkat bareng aku wkwkwk. Pertama kali naik angkot sendiri itu pas Masa Orientasi Sekolah (MOS) SMP, berarti sekitar tahun 2011. Nah, awal MOS, mama kan nganterin aku tuh, lalu mamaku survei transportasi umum yang bisa diakses sampai Sidoarjo. Hal itu dilakuin karena peraturannya anak SMP nggak boleh bawa kendaraan sendiri, ya iyalah belum punya SIM dan juga jarak antara rumahku dan sekolah lumayan jauh. Dapetlah angkot! Mamaku nyaranin aku buat naik angkot dan turun di persimpangan jalan Embong ...

JANGAN PUNYA ANAK DULU KALAU?

Image
Pixabay.com/ Pexels Pagi ini aku bangun seperti biasa, tetapi ketika masih berusaha mengumpulkan nyawa, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari luar kosan. Mata yang masih pliket langsung terbelalak. Aku pikir gempa, ternyata ada seorang Ibu sedang mengajari anaknya   belajar. Kuintip sedikit kondisi di luar dari balik pintu kamar. Sang Ibu duduk di atas kursi dan anaknya ada di   bawah berkutat dengan LKS di tangannya. Aku berusaha menyimak sang Ibu yang terus menerus mengajari anaknya dengan suara toanya. Sang Ibu mendikte jawaban untuk si anak. Si anak menyalin perkataan si Ibu sambil menulis. Aku menggeleng-gelengkan kepala, nggak habis pikir. Bukan kali pertama aku menemukan si Ibu teriak-teriak, nggak tahu perkara apa yang sedang diurus sampai harus teriak-teriak, atau memang si Ibu bersuara keras? Masih belum bersih dari pencemaran suara sebelumnya, aku malah dikejutkan kembali dengan suara si Ibu yang menggelegar. Haduh, batinku sambat . Kali ini ia memarahi anaknya ...

Selamat Berlelah

Image
Kata orang “jangan lelah! Baru gini aja kok.” Kata orang “apaan sih dikit-dikit capek, jompo lu?” Kata orang “nggak ngapa-ngapain aja kok capek sih” Lelah. Satu kata yang membuat orang seakan-akan telihat lemah. Padahal lelah memiliki arti yang lebih luas dan dalam dari sekadar kata sifat. Berusaha memahami orang yang kelelahan ternyata bukan hal yang mudah. Kalian harus berbincang langsung dengan air matanya. Kalian harus merelakan mereka merobek topeng yang mereka kenakan. Kalian harus merelakan logika kalian terjeda sejenak. Kalian harus merelakan hati kalian dan ia yang sedang kalian pahami robek bersama. Kalian harus rela, saya sudah dan sedang melaluinya. Kali ini izinkan saya tidak berkutat dengan data atau hal-hal yang bisa memperkuat tulisan ini. Khusus kasus kelelahan hidup, kalian harus merasakannya karena pengalaman setiap orang berbeda-beda. Kelelahan hidup membuat orang enggan untuk hidup. Bagi orang-orang yang merasa kelelahan dalam hidup, definisi hi...

DUA IKAN

Image
Pixabay.com/Cdd20 Kuselami perairan Gelembung air berkumpulan Menyergap kepingan perasaan Kutemui dua sandera Kudapati mata mereka bersuara Kumengenyak segala biota Berusaha menangkap data Dari suara yang tak berkata Kutemukan luka di sekujur tubuh penjaga Bengkak dan melepuh tak terhingga Ternyata ikan singa melempar racun tak terduga Ikan singa mengumpat Ia merindukan kebebasan yang tak pernah ia dapat Ia merindukan jelajah laut tanpa sirip berat Berat karena ukiran angan induk yang melampaui darat Pun ihwalnya si ikan buntal Kesedihannya tak pernah terpental Kian hari kian terpintal Ini elegi kehidupan terkental! Bolehkah ia hanya berenang? Tanpa beban yang menggenang? Mengapa ia harus terserampang?   Kebebasannya tersangkut di karang! Aku menyengkak Kedua insang ikan itu nyaris terkoyak Dua ikan berusaha berteriak Kepada nasib yang terus beriak

New normal Dicetuskan, Masyarakat Sudah Disiapkan?

Image
Pixabay.com/Geralt Apa kabar masyarakat Indonesia? Bagaimana perasaan tentang “ New normal” alias kelaziman baru yang akan berlangsung? Semoga kadar senang tidak melebihi kadar kewaspadaan ya. Maraknya wacana New normal yang ada di masyarakat cukup membuat saya gelisah. Gelisah menghadapi kenormalan semu di tengah ketidaknormalan implementasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) di banyak daerah. Namun, alasan ekonomi yang semakin terkulai membuat wacana ini semakin sedap dinilai. Dilansir dari artikel Tirto.id yang berjudul “Bagaimana Skenario New normal Jokowi yang Ditargetkan Pulihkan Ekonomi”, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan syarat reproduction rate (RO) atau daya tular virus SARS-CoV-2 di bawah 1 kepada negara yang akan menuju new normal atau kelaziman baru. Artinya satu penderita tak menularkan ke orang lain. Sedangkan angka RO di Indonesia mencapai 2,5 yang berarti seorang penderita covid  menularkan 2,5 ...

Songs For My “21” Part 1

Aku sudah tau dari awal Rasa takut masih ku genggam nyaman Cinta dan jenisnya seperti seram Kupelajari sedari kecil Dan dari situ Cara pandangku melihat cinta berwarna keruh Seperti bertaruh apa kau dan aku Akan jadi sama seperti itu Aku punya harapan untuk kita Yang masih kecil di mata semua Walau takut kadang menyebalkan Tapi sepanjang hidupkan ku habiskan Walau tak terdengar masuk akal Bagi mereka yang tak percaya Tapi kita punya kita Yang akan melawan dunia -Taruh, Nadin Amizah Di atas merupakan penggalan verse kedua- chorus dari lagunya Nadin berjudul Taruh. Sedikit cerita tentang lagu tersebut, lagu tersebut merupakan satu dari Sembilan lagu dari album “Selamat Ulang Tahun” oleh Nadin yang dirilis di youtube pada hari ulang tahunnya. Setiap lagu yang diciptakan Nadin dalam album tersebut memiliki pesan spesifik bagi setiap orang yang ada di dalam hidupnya. Aku membaca setiap pesan yang ia tulis bagi orang-orang yang dituju Nadin pada setiap lagu, tapi lagu yang bener-be...

1717

Image
Hiking//mendaki gunung= 80% seru, 10% capek, 10% campur aduk. Maafkan statistika abal-abalku. Kami (aku dan teman-teman) sudah merencanakan untuk mendaki Gunung Batur. Tidak ada ritual yang merepotkan. Untuk pemula sepertiku, aku menyiapkan banyak hal walaupun ada beberapa hal yang terlupa.  Keberangkatan dimulai dari Denpasar. Kami berangkat dari Denpasar menuju Ubud jam 10 malem, karena nungguin temen-temen yang lain selesai latihan untuk pelayanan. Sampai di Ubud sekitar jam 12 dini hari. Jalanan yang sepi menjadi pemandangan menakjubkan malam itu, selama ini bosan melihat kendaraan yang membuncah di jalan.  Di Ubud, kami singgah di kosan Acun dan Naomi. Berleha-leha sejenak sambil mengumpulkan segala niat untuk mendaki. Ada yang mengabadikan momen, memejamkan mata (mau tidur tapi ga bisa weeee), cekikikan ga jelas, buang air kecil, buang air besar, buang kebodohan, dan sebagainya. Jam 1 dini hari kami berangkat menuju Batur. Kami berangkat dengan formasi u...