Posts

Showing posts from December, 2016

Naray (p. 2)

Image
Vanka menggaruk kepalanya tanda bingung. “Ah lupakan.” Kataku pura-pura manis. Aku melanjutkan percakapanku dengan diriku sendiri, dia ini anak tetangga yang melaporkan orang tuaku ke polisi. Mengapa ia tahu aku di penjara? Apakah nyalinya sebesar itu untuk menemuiku? ***** Aku berada di mobil Vanka. Kami sudah dalam perjalanan selama 30 menit dan aku bahkan tak tahu ke mana tujuan kami. Tapi aku sudah biasa dengan hidup tanpa arah, jadi kunikmati saja. Sepanjang perjalanan, Vanka menanyaiku dengan pertanyaan tak penting. Aku menjawab ketika aku mau saja, saat kurasa aku muak dengan pertanyaannya aku akan membungkam mulutku, dan ia hanya tersenyum melihat tingkah anehku. Yang aneh aku atau dia? Sepertinya dia. “Oh iya Naray, sesudah bebas ini kau ingin melakukan apa? Apakah meraih cita-citamu yang sempat tertunda?” tanyanya sambil fokus menyetir. Aku menyeringai. Aku tahu dia tidak ingin mengetahui cita-citaku. “Cita-citaku sudah tercapai.” Jawabku singkat. “Memangnya c

Naray (p. 1)

Image
Namaku Ekshita Naray Suteno. Namaku berasal dari bahasa Sansekerta, kecuali Suteno-nya, ya itu nama akhir dari nama Ayah. Namaku kalau diartikan adalah harapan yang tak terpatahkan. Ekshita artinya tak terpatahkan, sedangkan Naray artinya harapan. Bunda selalu menceritakan arti namaku di masa taman kanak-kanakku, sebelum aku tidur. Perasaan yang muncul setelah diberi tahu tentang arti namaku adalah antusias yang melejit. Setelah memberi tahu arti namaku Bunda selalu bilang bahwa “suatu hari nanti kamu akan menjadi harapan bagi setiap orang, khususnya bagi pangeran yang kelak menantimu” untuk seorang anak TK, hal itu   merupakan kalimat dongeng yang paling indah. Sejak mendengar kalimat itu aku selalu antusias bangun pagi, aku selalu siap menghadapi hari, aku   selalu siap menepis kekalahan. Sampai pada saat di mana aku memandang kenyataan   meruntuhkan semua kalimat indah yang dituturkan Bunda semasa aku kecil, hidupku hancur. “Naray!” seru perempuan berbadan tegap. Ras

Dure Beach on Point

Image
22 Desember 2016, Kamis. Sebelum tanggal 22, grupnya 12 IPA di FB rame parah! Mereka menyusun berbagai rencana untuk liburan bersama yang akhirnya disambut dengan kegagalan karena berbagai alasan. Tanggal 21-nya, Surya, Cindy, dan Iwan, ngajakin pergi ke pantai lagi. Kayaknya mereka nggak lelah buat ngebujuk temen-temen supaya mau ikut. Beberapa orang pun mau terlibat dalam liburan dadakan ala 12 IPA. Hari H pun tiba. Aku berangkat dari rumah menuju rumah Esteti (oke, dia bukan warga 12 IPA- pacar Surya). Dari rumah Esteti aku nemuin dua bocah ilang yaitu Iwan dan Alfridho (becanda oom!). Kami berempat berangkat mengendarai motor masing-masing. Tujuan selanjutnya adalah ke TH- Tomorrow Hope untuk menjemput pasukan-pasukan 12 IPA lainnya. Sampainya di TH, gerbangnya cuma ditutup tapi ga dikunci, keadaan yang bisa kami saksikan hanya sepi. Aku memanggil nama teman-teman yang tinggal di TH dari luar gerbang tetapi nggak ada jawaban. Muncullah seorang bapak-bapak. Langsung aja deh a

QnA

Image
Jumat, 2 Desember 2016 tepatnya waktu jam mapel terakhir, mapel mtk, dikelas ngadain permainan. Permainannya cukup menarik. Aku gatau nama spesifik permainannya, jadi aku namain sendiri aja ya wkwkwk namanya QnA (questions and answers). Cara mainnya, tiap orang tulis nomor berdasarkan jumlah peserta yg ada. Kalau di kelasku kan ada 26 orang ditambah satu guru jadi 27 orang. Tiap orang nulis nomor 1-26 di kertas yg udah dibagiin. Untuk apakah gerangan nomor-nomor itu ditulis? 27 orang minus diri sendiri jadi 26 orang itu bakal ngasih pertanyaan. Pertanyaan apa? Apapun! Nah loh jongor loh! 😂 Formasi tempat duduk saat itu adalah melingkar, cukup mendukung lah. Singkatnya, kertas punyaku yg udah aku kasi nama, aku oper ke temen sebelahku, mereka temen sebelahku bakal ngasi pertanyaan di kertasku lalu mengoper ke temen sebelahnya, dan begitu seterusnya sampai 26 nomor di kertas pribadi lengkap dengan kumpulan pertanyaan. Sang presenter pun beraksi. Waktu itu presenter -nya adalah Yok