Dure Beach on Point

22 Desember 2016, Kamis.

Sebelum tanggal 22, grupnya 12 IPA di FB rame parah! Mereka menyusun berbagai rencana untuk liburan bersama yang akhirnya disambut dengan kegagalan karena berbagai alasan. Tanggal 21-nya, Surya, Cindy, dan Iwan, ngajakin pergi ke pantai lagi. Kayaknya mereka nggak lelah buat ngebujuk temen-temen supaya mau ikut. Beberapa orang pun mau terlibat dalam liburan dadakan ala 12 IPA.

Hari H pun tiba. Aku berangkat dari rumah menuju rumah Esteti (oke, dia bukan warga 12 IPA- pacar Surya). Dari rumah Esteti aku nemuin dua bocah ilang yaitu Iwan dan Alfridho (becanda oom!). Kami berempat berangkat mengendarai motor masing-masing. Tujuan selanjutnya adalah ke TH- Tomorrow Hope untuk menjemput pasukan-pasukan 12 IPA lainnya.

Sampainya di TH, gerbangnya cuma ditutup tapi ga dikunci, keadaan yang bisa kami saksikan hanya sepi. Aku memanggil nama teman-teman yang tinggal di TH dari luar gerbang tetapi nggak ada jawaban. Muncullah seorang bapak-bapak. Langsung aja deh aku tanyain anak-anak TH ada apa engga, sang bapak itu menjawab "udah pulang kampung semua" serius?! aku ngebatin. Ya udah lah ya masa kami mau jemputin temen-temen kami ke kampungnya satu-satu, keburu ga jadi liburannya. Kami pun menyerah lalu menyalakan mesin kendaraan dan melaju menuju rumah Rista/ Yokhebed, oke nama panggilannya lumayan banyak.

Di rumah Rista lumayan sepi ketika kami tiba. Aku udah deg-degan duluan, jangan-jangan nggak ada tuh bocah. Kami semua turun dari motor, ternyata Ristanya ada. TAPI.... Ada tapinya lagi, dia ga bisa ikut, karena dia ada acara duka di rumah sodaranya. Okelah, makin ga karuan aja deh pikiranku, ya iya dong masa yang liburan segini doang?! Untunglah aku lagi emang niat ke pantai, jadi ga terlalu kecewa. Kami masih mengusahakan pasukan 12 IPA lainnya untuk ikut. Kami menyuruh Alfridho untuk menjemput Wince yang rumahnya nggak terlalu jauh dari rumah Rista. Sembari menunggu hasil yang dibawa Alfridho, kami duduk-duduk di rumah Rista, sebenernya masih dalam usaha ngebujuk Rista untuk ikutan, tapi apa daya acara keluarga selalu lebih penting.

Alfridho datang dengan membonceng angin, ya Wince nggak ikut. Wince nggak ada di rumah, dia udah pergi ke rumah neneknya dan baru bilang ke grup ketika Alfridho otw ke rumahnya. Luar biasa. Alfridho ngomel nggak jelas, tapi ngomelnya sambil dibawa bercanda sih jadi suasana nggak runyam. Kami memutuskan untuk berangkat ke rumah Surya, sebelumnya aku menitipkan kendaraan di rumah Rista, soalnya motor habis selesai diservis dan nggak bisa dipake jauh-jauh. Eh, Iwan juga deng! Gatau alasannya apa, cukup dia dan motornya saja yang tahu.

Puji Tuhannya Surya udah siap-siap, jadi kami nggak perlu nunggu lama untuk cus ke pantai. Aku heran, kayak ada yang kurang. Nah bener, Ezra-kembarannya Surya nggak ikut. Yaelah. Terus aku tanya deh kenapa ga ikut, Surya bilang Ezranya males. Pas mau berangkat, aku ngelihat Esteti dan Surya sedikit berbincang, aku dengan ketahu dirianku membiarkan Esteti dibonceng Surya. Tim boncengannya ada: Alfridho-Iwan, Esteti-Surya, dan aku sendiri. Udah jomblo, naik motor juga sendiri, lengkap deh hidupku. Gapapa kok :') aku kuuuaaaatttttt!

Kemudian kami berlima melesat ke rumah Angelica. Tiba di rumah Angel, aku doang nih yang masuk, yang lain pada nunggu di luar. Angel menatapku dengan wajah lumayan senang dan penuh harapan. Aku tahu dia pengen ikut. Aku langsung menghampiri mamanya yang saat itu sedang melipat pakaian. Aku dengan semangat berkobar-kobar mengucapkan selamat hari ibu untuk mamanya Angel dan disambut ramah, tapi sedetik kemudian mamanya mulai berbicara yang membuatku terpaku di tempat. "Angel nggak boleh pergi ya." Lah aku kan belum minta izin udah main ngelarang aja. Aku narik napas sedalam-dalamnya, oke, yang aku hadapi ini adalah seorang ibu yang sangat protektif dengan anaknya, nggak bakal bisa dibantah. Aku pun mengiyakan saja daripada mamanya berkhotbah ria dan bikin liburan batal. Angel pun semakin menunjukkan mupengnya di hadapanku, aku kasihan karena dia nggak dibolehin ikut. Usahaku belum selelsai, waktu udah mau hengkang dari rumahnya, untuk terakhir kalinya aku ngomong sama mamanya Angel. "Tan, Angel beneran gak boleh ikut?", mamanya Angel menjawab secepat hidung mengisap oksigen "Iya nggak boleh". Sorry, Put, aku nggak bisa berbuat apa-apa. Kami pun meninggalkan Angel dengan berat hati. Hmm.

Kami jalan beriringan, masih ada dua pasukan lagi yang masih bisa diharapkan untuk ikut salah satunya Victor, kami pun bergerak menuju rumah Victor. Kedatangan kami tidak sia-sia, Victor mau ikut,

"Bentar aku ganti baju dulu" Ucap Victor tergesa-gesa.
Aku yang udah nggak sabaran langsung menyahut "Udah deh nggak usah langsung aja. Pake ganti baju segala." Nggak sabaran banget ya aku :'D
"Ya udah bentar aku ngambil motor dulu" Balas Victor dengan kebingungan.
"Aiss nggak usah, bareng aku aja" Ini modus, karena seperti yang kalian tahu aku kan tadi naik motor sendiri. Victor menyerah dengan pemaksaan yang aku lakukan. Hehehe, maap ya Vicky (panggilan akrab buat Victor).


Pasukan terakhir yang kami jemput adalah Mamih alias Cindy. Dia ga perlu repot-repot dibujuk untuk ikut karena dialah yang mencetuskan ide liburan bersama pada kami semua atau lebih tepatnya dia udah ga betah di rumahnya wkwkwk

Kami tiba di Pantai Dure (nama pantai yg kami kunjungi) dalam kondisi hujan ringan. Puji Tuhan laut nggak bergelombang besar. Kami semua nyeburin diri ke laut karena udah terlanjur basah (diguyur hujan). 

Kami mondar-mandir di dalam laut buat nyari spot foto yang bagus. Waterproof yg melingkupi HP Surya (yg kami gunakan untuk foto-foto) berfungsi dengan baik. Sekali lagi Puji Tuhan. Berbagai usaha udah kami lakuin untuk ngedapetin hasil gambar yang bagus, mulai dari geser ke beberapa langkah dari dalam laut, nginjek bebatuan atau lebih tepatnya karang yang udah mati, kelelep karena pasir laut yang ada di dalam laut-tempat kaki berpijak tingginya ga menentu, ketawa-ketiwi karena hasil fotonya failed padahal udah ngetake berkali-kali serta napas udah putus-putus saking kelamaan nyelem dalam laut. Luar biasa keras kemauan!

Selain foto di laut, kami juga mengambil gambar di daerah pantainya. Kami sempat menemukan ular yang sama di tempat dan waktu yang berbeda sebanyak dua kali. Ido ( Alfridho) tiba-tiba jadi pawang ular dadakan. Dia pengen ngebunuh ular itu dengan berbagai senjata seadanya (ranting pohon dan batu) tapi tetep aja gagal. Yang sabar ya, Do.

Oke, kesimpulan kegiatan kami saat di Pantai Dure adalah:
Renang-foto-renang-main tahan napas di dalam laut- foto- lomba renang-luluran pasir- foto-nyari spot foto di darat- ketemu ular- foto- ganti baju- ngirim foto2- makan pisang- balik ke rumah mamih (ngambil barang2 yg dititip)- makan mie-pamit-pulang.

What a wonderful day!!!

Di bawah ini aku udah ngasi banyak foto dan kalian bisa nyocokin sendiri dengan kegiatan-kegiatan yg udah aku jabarin di atas.   


























Comments

Popular posts from this blog

New normal Dicetuskan, Masyarakat Sudah Disiapkan?

"Kiri, Pak!" [PART.1]

Her Name Yola