(UN)IMPORTANT FANTASY

Hari Jumat, minggu lalu waktu pelajaran PJOK, para ranger 12 IPA berkoloni di pinggir lapangan basket. Pada waktu itu rangers (sebutan yg aku kasi buat para cewek di kelasku, anggotanya hanya 8 orang) 12 IPA habis main basket. Entah mengapa permainan basket waktu itu mengundang tawa yg berlebihan sampai perutku mules. Aku pikir selesai basket tawa yg ada akan berangsur hilang dengan sendirinya. Tapi aku salah. Seseorang memulai cerita, lebih tepatnya berandai-andai, aku lupa siapa yg mulai duluan khayalan tersebut.

Isi khayalannya itu berhubungan dengan cita-cita setiap dari kami. Dalam khayalan itu kami berandai sedang berada si sebuah pesawat. Kemudian situasi pesawat mulai kalang kabut menuju kebinasaan. Suasana pesawat mulai tidak bisa dikendalikan. Kami rangers 12 IPA yg lagi ada di sana dengan berbagai macam profesi mulai beraksi.

Angelica sebagai dokter mengobati para penumpang yg terluka, salah satu penumpang yg dia obati adalah Vilia (aku). Aku nggak yakin orang yg diobati Angelica bakalan sembuh. Angelica terlalu sering menunjukkan tingkah konyolnya, bisa jadi ia menunjukkan tingkah itu ketika ia sedang mengobati pasien. BAHAYA!!!!

Dalam khayalan tersebut Vilia terluka parah sambil menulis sebuah jurnal menuju kematian yg disebabkan pesawat yg mereka tumpangi. Vilia merupakan seorang penulis ternama, semua adegan di pesawat tak luput dari tulisannya. 

Cindy sebagai polwan mengamankan seluruh penumpang yg mulai anarkis. Bayangkan saja polwan secantik Cindy mengamankan penumpang yg begitu ganas. Aku bisa ngebayangin kalo mamih (panggilan akrab untuk Cindy) bakalan bunuh diri sebelum pesawat sukses jatuh.

Hemas seorang dosen matematika sedang mencari tahu penyebab kerusakan pesawat, ia banyak menghitung dan mengukur, mungkin menggunakan trigonometri.

Linda seorang tour guide sekaligus duta besar Indonesia, sibuk menerjemahkan ke berbagai bahasa tentang semua hal yg sedang terjadi pada penumpang berkewarganegaraan asing. Tampaknya Linda sungguh amat berguna bagi para penumpang asing itu. 

Septu, bentar sebenernya aku lupa tentang wanita langsing satu ini, tapi seingetku dia pengen jadi perawat, nanti aku klarifikasi lagi deh ya! Tunggu! Aku inget sekarang, Septu merupakan satu-satunya rangers yg berhati keibuan. Dia bagian pengawas para anak kecil  dari kegaduhan seraya membuat mereka tenang dengan menceritakan dongeng.

Yokhebed, ia sebagai pramugari maskapai Fantasy Air tersebut. Ia mendahulukan keselamatan rangers terlebih dahulu. Wkwk! Padahal keadaan darurat dan dia masih sempet menerapkan nepotisme? Sepertinya itu bukan ke arah nepotisme deh, lebih ke solidaritas mungkin ya? Standing ya! Duh pramugari yg aneh. Yokhebed membagikan pelampung ke setiap penumpang, tiba di Vilia. Sebenernya pelampung kan udah ada di bawah kursi pesawat para penumpang! LOL! Vilia merajuk dan ingin pelampungnya ada gambar Tinker Bell. Aku bisa bayangin dengan kecepatan lalat menghisap darah, Yokhebed bakalan ngumpat bebas. Kan keadaan lagi darurat who's care dengan umpatannya? Yokhebed pun akhirnya menggambarkan figur Tinker Bell khusus di pelampung Vilia.

Di akhir, pesawat benar-benar akan hancur, Wince sebagai pendeta. Memimpin rangers dan para penumpang lain untuk berdoa bersama-sama selang beberapa detik menuju kematian. Sebenarnya dari awal pesawat menuju kehancuran Wince sudah tekun berdoa. Mungkin banyak orang akan menitipkan doa syafaat mereka pada Wince.
 
Itulah khayalan rangers pada hari Jumat. Bagi kami, itu hal lucu. Aku inget kami ketawa terbahak-bahak, mungkin bisa sampe urat leher kami lepas saking terlalu banyak ketawa. Nyatanya, rangers 12 IPA tak mengharapkan kejadiaan itu benar-benar terjadi. Kami hanya membayangkan bilamana kami sudah meraih cita-cita kami dan dikumpulkan pada saat seperti itu. Aku seneng banget kami sebagai rangers-nya 12 IPA lebih memilih berkhayal ketika berkumpul daripada bergunjing ria.

Aku suka momen mengkhayal bersama mereka. Aku tahu betapa berharganya momen-momen itu, tertawa, berkhayal, bermimpi, olahraga bareng, remedial bareng, mungkin nggak bakal keulang. Untuk kesekian kalinya dalam hidupku, aku bersyukur memiliki mereka. Semua teman-teman 12 IPA. Khususnya rangers, kaum minoritas, delapan cewek di antara delapan belas cowok. Keberadaan rangers di kelas menurutku jarang menyusahkan para cowok, meskipun jumlah rangers lebih sedikit tapi kami damai kok sama para cowok.
[Untuk melihat foto rangers yg lebih jelas bisa langsung visit ig-ku: Vilia_indira
Foto yg aku tampilin di blog bukan diambil pada hari jumat ketika kami berkhayal, tapi pada hari lain. Kalau tidak salah foto yg aku tampilin itu pas kami kelas 11. Aku pakai foto itu supaya suasananya pas dengan konten (UN)IMPORTANT FANTASY.]

Signature,
Vilia (member of rangers)
Writer in the future

Comments

Popular posts from this blog

New normal Dicetuskan, Masyarakat Sudah Disiapkan?

"Kiri, Pak!" [PART.1]

Her Name Yola