Perahu Kertas



Halo. Halo kalian, khusunya kamu yg sudah bahagia.

Aku di sini bukan mau ceritain atau nge-review film Perahu Kertas. Aku pengen mengulik sesuatu dari lagu Perahu Kertas, OST film Perahu Kertas. Sebenernya aku nggak pengen ceritain hal ini di blog, tapi nyimpen ini sendiri selama bertahun-tahun terasa menyeretku ke dalam lubang kesedihan yg nggak tahu kapan berakhir. Cerita yg bakal aku bagiin ini bukan karena aku ingin pamer bahwa aku punya masalah, bukan karena aku nggak bisa move on, ini hanya sekelumit perasaan yg membuat aku bingung pada waktu tertentu. Kalian bisa memilih mengabaikan cerita ini atau membantuku keluar dari cerita ini. Ini kisah nyataku. Sekeping cinta yg sudah lama hilang. Sekeping luka yg masih basah. Sekeping harapan yg tak tahu kapan terwujud.

Dulu dia pernah mengirim video bermain gitar lagu Perahu Kertas untukku. Kaos oblong dan celana santai melekat pada tubuh atletisnya. Rambutnya yg agak kriwil menghiasi kepalanya yg agak besar. Rambut mata lentiknya melebihi rambut mata para wanita, kecuali Syahrini, rambut mata Syahrini tetep lebih badai. Bibirnya yg tebal dan merah seperti buah peach. Jari-jari kuatnya memetik gitar mengayunkan hatiku yg menonton dengan penuh perasaan kagum. Dulu dia cinta pertamaku. Dulu aku terharu setiap kali melihat videonya memainkan lagu Perahu Kertas itu. Video lagu Perahu Kertas itu adalah salah satu video lagu yg dia kirim ke aku. Video lagu Perahu Kertas yg dia mainkan menggunakan gitar merupakan video favoritku. 

Dulu, aku dan dia melewati masa-masa suka dan duka bersama. Dia yg pertama kali meyakinkan bahwa aku penulis yg hebat, padahal dulu tulisanku biasa aja menurutku. Dia yg membuatku menemukan siapa diriku yg sebenarnya. Dia cowok pertama yg membuatku tak malu menangis dan meceritakan segala kelemahanku padanya. Dia adalah cowok dengan seribu akal menghiburku tanpa bosan. Dia adalah cowok romantis yg kadang keromantisannya bikin aku enek tapi juga ngangenin. Dia dengan segala kekonyolannya membuat suasana kebersamaan kami tidak pernah tegang. Dia dengan segala kelihaiannya bermain musik dari dalam hati dan bisa membuat hati siapapun bergetar, termasuk aku. Dia cowok ganjen tapi selalu membuatku memaafkannya. Dia benar-benar membuatku berubah menjadi orang yg lebih baik.

Tanggal 24 April 2014, semua masa aku dan dia berujung dengan kata "PUTUS". Bukan aku yg memutuskannya, tetapi kakakku. Kenapa aku membiarkannya? Karena aku muak dengan semua cerita dan beberapa bukti yg menunjukkan bahwa dia masih ingin bersenang-senang dengan perempuan lain. Kalian tahu sakitnya bagaimana? SAKIT SAMPAI HANCUR. Ketika jalinan itu telah putus, hidupku tidak serta merta bangkit dari suasana sakit itu. Perlahan, hidupku mulai terasa aneh. Ada yg hilang. Ya, perasaan itu. Aku memilih mengabaikannya. Beberapa bulan aku merasa aku sudah baik-baik saja. Tetapi ketika suatu hari dia menelponku, semua perasaan baik-baik saja itu lenyap digantikan perasaan rindu dan sakit yg hebat. Dadaku nggak sesak, melainkan akan hancur karena sudah tak tahan merasakan semuanya. Dia bodoh! Kenapa dia kembali? Aku memilih mengabaikannya dengan sikap jutekku.

Beberapa bulan kemudian aku mencoba kembali menjalin hubungan dengan seorang cowok. Nyatanya, aku lebih buruk dalam hubungan ini. Karena cowok yg ini memiliki karakter yg sangat bertolak belakang dengan dia. Aku berusaha menyamakan cowok ini dengan dia. Akhirnya, hubungan itu tak bisa dipertahankan, aku menyerah. Setelah aku menyerah pada hubungan itu, aku merasa damai. Tidak merasakan sakit sedikit pun. Aku rasa aku mulai bangkit.

Salah! Aku salah besar. Aku memang bangkit, tetapi hatiku tidak. Hatiku tetap terkurung. Aku menganggap semua cowok yg sedang dekat denganku sama, maksudku, perasaanku ke mereka semua sama. Tidak ada rasa cinta, hanya rasa lega karena menurutku mereka menghiburku sesaat. Ketika sesuatu tentang dia menyentil hidupku, otakku berhenti beroperasi sejenak. Kemudian hujan memori membasahi seluruh jiwaku sampai aku sulit untuk sadar bahwa aku hidup dalam kenyataan, hidup tanpa dia, itulah kenyataannya. Kejadian seperti itu terus terjadi pada waktu tertentu. Caraku menepisnya adalah dengan menyibukkan diriku sendiri. Kadang aku bertanya pada Tuhan, apakah aku jahat telah melepaskannya? Dari sudut pandang lain, aku menganggap hal itu pantas untuk kulakukan. Tapi kenapa perasaan menjijikan itu selalu muncul pada waktu tertentu?

Ini semua konyol. Perasaanku. Dia. Kenyataan. Aku tidak menyesal mengenalnya. Aku menyesal perasaan ini masih tersisa dan membuatku mati rasa pada waktu tertentu. 

Harusnya video lagu Perahu Kertas yg dimainkannya itu tidak ada.
Harusnya aku tidak bersekolah di tempat yg sama dengan dia dulu.
Harusnya aku tidak mengingat semuanya secara detail.
Aku benci perasaan seperti ini. Dia sudah hilang!!!!!!!!!!!!


















Aku tidak mengharapkannya kembali.
Aku hanya ingin menghidupi hidupku.

Ya. Dia sudah hilang!
Aku harus bangun dari mimpi burukku ini.




















Harus.
T_T







Comments

Popular posts from this blog

New normal Dicetuskan, Masyarakat Sudah Disiapkan?

"Kiri, Pak!" [PART.1]

Her Name Yola