Catch Your Light (Adventure Part. 1)
23 Desember ‘15
Nggak tahu hari apa,
lihat kalender masing-masing ^^
Di Nias.
Ini semua terjadi
karena kebuntuan tak berujung oleh aku dan Redella. Waktu itu aku baru bangun
dan masih males-malesan di kamar, Redella tiba-tiba dateng ngajak makan keluar.
Gila! Aku pikir aku mimpi ternyata enggak. Dengan mata setengah pliket aku
memaksakan diri untuk mandi, padahal kalau lagi liburan gitu aku mandinya sore
doang, hihihi.
Selanjutnya, kami nggak
tahu tujuan kami selanjutnya. Bell di otakku berdering, bell transparan. Tolong
jangan bayangin lonceng sekolah kalian bordering, itu sama sekali beda! Aku
ngasih saran buat ngajak Kevin, Redella setuju karena menurut aku Kevin pasti
tahu tempat bagus yang bisa dikunjungi. Cus, langsung aja kami meluncur ke
rumah Kevin. Pas kami datengin ke rumahnya Kevin baru bangun tidur. Tidur siang
maksudku. Entah sadar atau nggak sadar Kevin langsung mengiyakan ajakan kami,
kami harap dia nggak ngigau atau apa. Terus beberapa menit Kevin ngambil motor,
sembari menunggu Kevin, aku dan Redella mainin sepeda yang ada di rumah Kevin.
Kebetulan ada dua. Kami nggak mau nganggur dong, hihihi. Redella nyoba standing-in tuh sepeda, tapi…. Aku yakin
kalian tahu jawabannya. Huft, kasihan dia.
Tanpa berpikir apapun
kami bertiga langsung otw.
Aku, Redella, dan Kevin
pergi ke dua tempat dalam hari itu. Entahlah, jiwa kami haus untuk
berpetualang, sebenernya ada motivasi lain juga sih. Perlu tahu? Nggak penting
sih sebenernya, tapi ya udah lah ya kasi tau aja…
Jadi Redella pengin
bikin video rewind tahun 2015, nah kami
barengan buat cari tempat yang pas untuk projek video tersebut. Terpilihlah dua
tempat yaitu, sungai (nggak tahu namanya apa, nanti kalo ke sana lagi kami kasi
tau) sebelum Pantai Hoya dan Pantai Hoya. Waktu tempuh ke tempat yang aku
sebutin di atas, kalau start-nya dari
Kota Gunungsitoli kurang lebih 40 menit kalo kencang, kalo nggak kenceng ya
bisa sampe >45 menitan.
Sepanjang perjalanan
menuju lokasi, mata kita bakal dimanjain sama pohon-pohon sawit dan pohol
lainnya (kebanyakan pohon sawit sih, jadi cuma inget itu) yang tumbuh menjulang
tinggi. Pohon-pohon itu selalu ada di sisi kita, kiri ataupun kanan. Pas kami
nyampe sana puji Tuhan cuacanya cerah banget. Matahari menggelitik kulit kami
yang tanpa olesan sunblock atau
apapun, kami cuma bisa pasrah. Emang ada pilihan lain? Saran aku: gunakan baju
setipis mungkin, topi, dan jangan lupa pake jaket tipis atau apa gitu kalau
kalian nggak pake sunblock atau lotion *khususnya cewek! Demi projek
video itu kami re-take berkali-kali
untuk dapetin scene yang memuaskan.
Sebenernya memuaskan hati Redella bawel ini -_- Hasil akhirnya lumayan bagus
kok, nggak sia-sia gosongin diri.
Ini di sungai yg aku bilang, keliatannya kayak danau sih. |
Kalo ini di pantainya. |
Kalian pikir selama kami
ngelakuin itu semua nggak ada kendala? Jelas ada dong. Ada yang tongsis
ketinggalan, batrenya abislah, memori penuh, laper, haus, dll. Untungnya dari
rumah Kevin tadi kami dikasi bekal. Yaitu Aqua sama coklat chacha sekotak
makan. Kami neduh di pondok deket pantai. Terus kami makan sambil nontonin
hasil rekaman tadi. Seru! Angin sepoi-sepoi mengiringi detik-detik sebelum
kepulangan kami.
Sepanjang hari itu mata
kami selalu menangkap cahaya matahari. Cahaya matahari yang kadang dikeluhkan
banyak orang. Padahal kalo lagi di pantai cahaya matahari itu kayak sesuatu
yang nggak boleh nggak ada. Kalo aja nggak ada cahaya matahari waktu itu,
mungkin cerita ini bakalan beda dan nggak se-seru ini. Semua itu terjadi atas
izin Tuhan Yesus, jadi kalau kalian sudah menikmati keindahan alam yang ada di
sekitar kalian jangan lupa untuk bersyukur. Bersyukur sama yang udah nyiptain
itu semua. Tuhan berkati!
Comments