Alone Doesn't Mean Lonely (advanced)

Alarm tak tahu diri itu membangunkan Kanya dari mimpi indahnya. Kanya menguap sepuasnya. Matanya sangat berat untuk terbuka. Lagu Blank Space- Taylor Swift mengalun di seluruh penjuru kamar Kanya. Bibir Kanya menyanyikan lirik lagu tersebut. Kanya bangkit dari kasurnya yang penuh iler. Ia menatap kaca sejenak, tersenyum, lalu datar. Ia sering melakukan aktivitas nggak penting ini setiap bangun tidur. Dasar aneh!

"Ting!" Hp Kanya berbunyi. Dengan sepenuh hati ia memeriksa hpnya. Ada sms. Nomor yang tak dikenal Kanya. Kanya meneliti pesan singkat itu. Kata-kata yang ada di monitor hp seperti menyayat relung hati Kanya. Wajah Kanya sendu. Ia melemparkan hpnya ke atas kasur kemudian Kanya berlalu untuk mandi.

Setelah beberapa menit mandi ia mengenakan baju asal-asalan, menyisir rambutnya yang kusut bak rambut kuntilanak, menggamit tas selempang, dan berlari menuju mobilnya. Mobil Kanya melesat super cepat. Kanya mendatangi Velita. Sms tadi dari Velita. Isinya menceritakan Keneth- mantan pacar Kanya- yang baru putus sebulan, bermesraan bersama Dania. Kanya tak mengenal cewek sinting itu. Yang penting sekarang kekesalan Kanya sedang berkobar. Kepalanya dipenuhi pikiran-pikiran jahat untuk melabrak Keneth. Aku pengen gigit tangannya, aku pengen jambak rambutnya, aku pengen robek bajunya, aku pengen nyakar pipinya, aku pengen dia ngerasain sakitnya hatiku!!!! Batin kanya. Setetes air mata meluncur mulus dari mata Kanya.

****
Kanya menatap lurus-lurus Keneth yang sedang asik berbincang dengan cewek yang tak dikenalnya.Flatshoes peach yang melekat pada kakinya berderap di lantai cafe. Ia melangkah perlahan ke arah target amukannya. Witers yang membopong greentea latte di nampan tersontak ketika tangan Kanya meraih greentea latte itu tanpa permisi. Ia berjalan dengan ekspresi -sebentar lagi hancur sudah adegan sok-sok romantis ala ftv kalian itu!-

Tepat di hadapan Keneth dan cewek itu Kanya tertawa renyah. Mereka berdua melongo melihat Kanya.

"Hai Keneth.." Ucap Kanya terbata-bata sembari melempar segaris senyum ke arah cewek itu. "Hai Christabel." Sapa Kanya sambil menelan ludah banyak-banyak. Aku bodoh! bodoh banget! Nggak seharusnya aku cemburu sama Keneth, apalagi dia jalan sama sepupu aku! Omaigatttt. Kanya bangun! Cewek di hadapan kamu ini Christabel, sepupu kamu. Keep Calm! Batin Kanya mwmbuncah.

Keneth membalas malas sapaan Kanya yang basi itu. "Hai. Ngapain di sini?"

Buset! Tuh cowok kalau ngomong langsung to the point. Nyelekit lagi. Kanya makin salah tingkah. Sekarang ia benar-benar seperti orang idiot yang mencari kepastian hidup. Oh, dewa neptunus, dewa mars, dewa saturnus, dewa apapun! Selamatin aku dari degradasi otak yang melandaku di saat sial seperti ini! Aku janji bakalan ngasih otak aku ke bekicot kalau aku gak bisa jawab pertanyaan skak mat ini. Tiba-tiba seorang cowok masuk dari pintu masuk. Ya ampun, detik ini cowok itu bakal jadi malaikat sewaanku.

"Mau nge-date sama dia tuh." Kanya meringis sambil menunjuk ke arah Willy yang terduduk rapi di meja nomor 16. Keneth dan Christabel kompak tersenyum. Hati Kanya bergoncang hebat, sepertinya hal buruk lainnya akan membuntuti Kanya setelah ini.

"Ya udah kalau gitu kita double date aja." Ajak Christabel sambil berdiri dan memegang Jus medley itu. Beberapa detik kemudian Keneth mengangguk setuju dan ikut berdiri. Christabel makin meringis kikuk. Dengan ragu mereka bertiga melenggang ke meja Willy. Kanya langsung mengambil tempat duduk bersebelahan dengan Willy. Wajah tak siap Willy menyiutkan jantung Kanya. Tersirat tampang ragu dari Keneth dan Christabel.

Hampir setengah jam mereka berempat berlomba menjadi patung. Sunyi. Hanya ada suara witers dan pengungjung bawel diselingi musik klasik yang membuat kesan horror. Kanya menginjak kaki Willy. Willy menatap Kanya meminta penjelasan. Kanya tersenyum sok manis tiba-tiba menggenggam tangan Willy. Keneth dan Christabel menghembuskan nafas lega. Akhirnya lomba patung-patungan ini selesai juga.

"Kami baru dua minggu pacaran." Ujar Kanya yakin. Kanya mengerlingkan matanya pada Willy. Willy memaksakan senyum pada Keneth dan Christabel sambil menginjak-injak kaki Kanya di bawah meja. Kanya mempererat genggaman tangannya pada Willy. Willy membalas genggaman tangan tersebut sambil berusaha menggelitiknya sedikit sehingga membuat Kanya terkikik seram. Willy tersenyum puas.

Melihat tingkah Kanya dan Willy, Christabel melontarkan komentar yang dipendamnya selama setengah jam lalu "Wah, kalian kayaknya serasi banget ya." wajah Christabel berseri-seri layaknya baru menang undian sabun colek.

"Ah, iya. Kami emang begini. Apalagi Kanya ini orangnya lucu banget." Tanggap Willy seraya mencubit pipi Kanya. Mencubit! Cubitnya tanpa mesra lagi. Ampun deh pipi Kanya bentar lagi bakal terkikis akibat tangan bencana Willy.

Kanya menjitak kepala Willy sambil tertawa keras menutupi kekesalannya. "Ah kamu lebih lucu kok sayang!"

Keneth dan Christabel bertukar pandang. Pasangan apa yang sedang mereka saksikan ini?


Comments

Popular posts from this blog

New normal Dicetuskan, Masyarakat Sudah Disiapkan?

"Kiri, Pak!" [PART.1]

Her Name Yola