Mysterious Girl



Gadis berinisial L ini berparas manis, rambutnya curly, jiwanya sangat bersahaja dan sangat curious. Aku kenal sama dia dari kelas 8. Sebenarnya baru kenal wataknya pas kelas 10 sih, tapi sejak kelas 8 aku satu elective bareng dia, basket. Banyak perspektif berbeda-beda waktu orang lain berelasi sama si L ini, termasuk aku.
Banyak orang beranggapan bahwa L ini sangat misterius. Kok disebut misterius? Pertama kali aku ngeliat dia aku juga beranggapan sama kayak banyak orang, kenapa? Soalnya dia pendiem banget di kelas, susah berbaur, dan kadang-kadang bikin orang-orang terkejut dengan logika yang dia kemukakan. Tapi sebenarnya L ini adalah orang yang memiliki sejuta impian gila.
Pas kelas 10, L duduk di barisan paling kanan, urutan dua dari belakang. Pas kelas 11, L duduk di barisan paling kanan (lagi), tapi paling belakang. Duduk di kursi belakang itu sudah memiliki tempat tersendiri di hati L, makanya dia selalu milih tempat duduk di belakang. Menurutku tempat duduk di belakang itu paling sempurna, karena aku bisa (pura-pura) belajar sambil tidur pas pelajaran menyebalkan, tapi tenang aja sekarang aku udah jarang ngelakuin itu, takut dapet afektif C dari guru mapel!
 Waktu kelas 10 kan (hanya) kami dikasi wali kelas kami semacam diary gitu. Terus dia bilang dia males nulis dan bingung juga mau nulis apa di diary itu. Akhirnya dia nulis cerpen, karyanya sendiri. Pas aku baca aku langsung jatuh hati sama cerpennya, L berbakat nih jadi penulis. Pas aku nyuri-nyuri kesempatan untuk pindah tempat duduk di kelas-maklumlah kan kalo duduk sama orang yang itu-itu mulu bosen, aku duduk tanpa permisi ke sebelah L, temen yang aku jajah tempat duduknya alias temen sebangku L mau gak mau harus rela pindah ke kursi lain, soalnya aku suka maksa hihihi. L suka cerita tentang dirinya, walaupun nggak terlalu spesifik, karena dia nggak suka membagikan tentang dirinya ke orang lain, walaupun gitu aku tetap berusaha menggali tentang diri L. Dia suka semua tentang Eropa, dia juga bercita-cita ingin ke sana. Aku yakin dia pasti bisa mewujudkan itu. Terus dia suka baca novel, novel yang paling sering dia baca adalah serial Percy Jackson dan buku-buku berpengetahuan lainnya. Kami biasanya juga saling tuker-tukeran bahan bacaan. Dia juga suka musik. Biasanya aku bagiin lagu-lagu kesukaan aku ke dia untuk dia pelajari, maklum dia nggak bisa mencari tahu tentang lagu dengan semena-mena soalnya dia tinggal di Tomorrow Hope –sebuah panti asuhan yang menyenangkan, menurutnya.
Gadis yang satu ini sangat memberi banyak inspirasi untukku. Aku juga sering nanyain pendapat dia kalo aku habis nulis atau berencana nulis. Walaupun dia sering dikatain sebagai orang misterius oleh orang lain, tapi semakin lama aku kenal dia, dia sama sekali nggak misterius. Passion yang dia miliki untuk pergi ke Eropa sangat besar. Dia suka banget hal yang berbau Eropa. Dia pertama kali diceritain tentang Eropa oleh orang-orang Singapore yang datang ke TH. Nah, setelah banyak dapetin cerita tentang Eropa, tumbuh rasa ingin tahu tentang Eropa yang besar dari dalam dirinya. Aku nyaranin dia untuk menjadi tour guide aja nanti kalau udah besar, dia sih mau tapi agak pesimis gitu, tapi aku tetep nyemangatin dia buat menjadi tour guide. Keinginan besarnya untuk pergi ke Eropa itu tertular ke aku. Aku juga yakin suatu saat aku bakalan kuliah di UK. Asal ada kemauan semua pasti bisa, dan nggak lupa nyerahin semua passion yang kita miliki ke Tuhan.
L juga jago main basket loh, nggak percaya? Ya udah. Walaupun dia nggak sejago abang Michael Jordan tercinta, tapi dia tercatat jago di sekolah aku. Kenapa aku bisa tahu? Ya iyalah, coba baca paragraf pertama, aku satu elective sama dia! Dia jago ngeshoot three point, asik banget kan? Tapi kalo habis three point wajahnya datar-datar aja tuh, kalo aku berhasil ngelakuin three point aku pasti udah langsung mencak-mencak kegirangan kayak orang menang undian sabun colek. Kalo under ring, wusssshh, jangan ditanya………….. dia nggak terlalu jago :p setiap orang punya kekurangan kan? Dia juga boleh dong punya kekurangan, hehe, peace ya coach! Oh iya, coach itu julukan aku ke dia kalo lagi main basket. Nah, aku kan males banget tuh kalo pas elective disuruh lay up sama guru basket kami, sebenernya bukan males lay up tapi emang nggak bisa. Aku inget dia nyemangatin aku yang udah gelisah pas disuruh lay up, “Kamu pasti bisa kok. Harus latihan terus.” Kurang lebih seperti itu pemirsa. Jangan khawatir, dia nggak cuma ngomong doang, pas aku minta tolong dia ngajarin aku lay up dia bersedia loh. Meskipun kalo ngajarin aku membutuhkan pasokan kesabaran yang sangat banyak, dia tetep berusaha bikin aku bisa lay up. Akhirnya aku bisa lay up, kalo nggak salah cuma sekali atau dua kali doang, habis gitu aku nggak bisa lagi. Aku nggak mau memaksakan diri. Mungkin aku terlahir bukan untuk menjadi basket player. Aku kagum sama usahanya dia yang terlalu niat bikin aku bisa lay up. Makasih ya coach!
Setiap jam break pertama di kelas 11 IPA, khususnya hampir setengah kaum cewek akan makan bersama. Kami merapatkan meja-meja di kelas untuk makan bersama. Selain untuk share lauk pauk yang kami bawa (sebenernya ini tujuan utama kami makan bersama hehehe), kami juga berusaha mengakrabkan diri satu sama lain. Sebelum mulai makan biasanya cewek-cewek berdoa, kecuali aku. Aku biasanya agak gengsi kalau berdoa di depan umum. Dan L dengan blak-blakan ngingetin aku untuk doa. Aku tertegun sesaat sama teguran L, tapi aku menurutinya. Sejak saat itu aku nggak gengsi lagi berdoa sebelum makan di depan umum, walaupun kadang-kadang lupa karena kelaparan akut yang melanda. Lalu waktu ada seorang temanku mengeluh dengan bekal yang dibawanya, L menyentuh hatiku dengan perkataannya, “Kalian masih mending bisa menikmati saat-saat makan. Kalau di TH-panti asuhannya, ada waktunya dan tidak bisa makan seenaknya diri sendiri.” Kurang lebih seperti itu. Ya ampun, seringkali kita termasuk aku juga, tidak bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini. Baik makanan, keluarga, bahkan segala aspek di kehidupan kita, padahal banyak orang yang menginginkan apa yang kita miliki. Aku seperti ditampar dengan perkataannya itu, temen aku yang mengeluh tadi langsung diem malu. L benar, kita harus bersyukur.
Banyak hal yang dapat aku pelajari dari gadis ini, gadis yang disebut-sebut banyak orang “misterius”. Dia bukan gadis misterius, dia bagai harta karun yang terpendam di bawah dasar laut. Dia gadis sejuta mimpi. Dia gadis berhati sutra. Dia teman yang sangat menginspirasiku. Gracias, L!  

Comments

Popular posts from this blog

New normal Dicetuskan, Masyarakat Sudah Disiapkan?

"Kiri, Pak!" [PART.1]

Her Name Yola